Contoh Makalah Lingkungan Pendidikan

                                                BAB II

                                       PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Lingkungan Pendidikan

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. 

2. 2 Fungsi Lingkungan Pendidikan


Tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat (Umar Tirtaraharja et. al., 1990: 39–40). Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

Melihat hal diatas maka sudah selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikan dan berkepribadian unggul. 
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

  1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
  2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
      3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan

2. 3 Ragam Bentuk Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada yang bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantara dibagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, hal itu sejalan yang dinyatakan oleh Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah keluarga,sekolah dan masyarakat (Tirtahardjha,2004).

1.      Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga ( Lingkungan Pendidikan Informal) 
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasi diri dengan orang tuanya, melaikan juga mengidentifikasikan (mensatupadukan) diri dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya. Pendidikan dalam lingkungan keluarga dimulai sejak anak lahir ke dunia dari kandungan ibunya, dan berhenti apabila sang anak meninggalkan keluarga asal untuk mendirikan keluarga baru.

Secara etimologi, menurut Ki Hajar Dewantoro (Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati.1991) Kata keluarga berasal dari kata kawula dan warga. Kawula berarti “Abdi”, yakni hamba dan Warga berarti “anggota”. Secara abdi dalam keluarga wajiblah seseorang menyerahkan segala kepentingan-kepentingannya kepada keluarga.

Apabila ditinjau dari sosiologi, keluarga merupakan bentuk masyarakat  kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu keturunan yakni kesatuan anatar ayah-ibu-anak, merupakan kesatuan terkecil dari bentuk kesatuan masyarakat.
Ditinjau dari sudut pandang pedagogis, ciri khas suatu lembaga adalah bahwa keluarga itu adalah merupakan suatu persekutuan hidup yang dijalani rasa kasih sayang diantara dua jenis manusia, yang bermaksud untuk saling meyempurnakan diri, terkandung juga kedudukan dan fungsi sebagai orang tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga dapat dikatakan keluarga lengkap apabila keluarga tersebut terdiri atas ayah, ibu dan anak.

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga tercipta karena adanya ikatan antara ayah,ibu dan anak sehingga terjalin rasa kasih sayang. 
Ø  Fungsi Keluarga 
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai-nilai agama, pribadi, dan lingkungan. Demi perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang. M.I Soelaeman (1994) mengemukakan beberapa fungsi kelurga yaitu :

a. Fungsi Edukasi
keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntunan perkembangan waktu. 
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga mempersiapkan anak sebagai anggota masyarakat yang baik dan berguna kehidupan di masyarakatnya. 
c. Fungsi Proteksi
Keluarga sebagai tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai dan tenteram bagi seluruh anggota keluarga. 
d. Fungsi Afeksi
Keluarga sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. 
e. Fungsi Religius
keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak kepada kehidupan beragama dengan menciptakan iklim keluarga yang religius sehingga dapat dihayati oleh keluarganya
f. Fungsi Ekonomi
Meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pemanfaatan dan pembelajarannya. 
g. Fungsi Rekreasi
keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat. 
h. Fungsi Biologis
keluarga sebagai wahana menyalurkan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.

Ø  Peranan Anggota Keluarga dalam Pendidikan Anak. 
 Setiap anggota keluarga keluarga memiliki peranan tertentu sesuai dengan kedudukannya. Mengenai peranan anggota-anggota keluarga dalam pendidikan anak dapat diuraikan sebagai berikut :
a.  Peranan Ibu
Ibu memegang peranan penting dalam mendidik anak-anaknya. Sejak dilahirkan ibulah yang selalu disampingnya, memberi makan, minum mengganti pakaian dan sebagainya. Oleh karena itu kebanyakan anaka lebih cinta kepada ibunya dari pada anggota keluarga lainnya. Ibu dalam keluarga merupakan orang pertama kali berinteraksi dengan anaknya, ia merupakan orang pertama kali dikenal anaknya. Dari seorang ibu diharapkan ia mengahdapi anaknya dengan penuh kasih sayang, sehingga dikatakan bahwa “ ibu berperan sebagai lambang kasih sayang”. 
Ngalim Purwanto (2004:82) mengatakan bahwa sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga, dapat dijelaskan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut : 1) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang, 2). Pengasuh dan pemelihara. 3). Tempat mencurahkan isi hati, 4). Pengatur dalam kehidupan berumah tangga, 5). Pembimbing hubungan pribadi, dan 6). Pendidik dalam segi-segi emosional.

b. Peranan Ayah
Di samping ibu, ayah pun mempunyai peranan yang tidak kalah pentinya terhadap pembentukan keperbadian anak. Anak memendang ayahnya sebagai orang yang gagah, paling berani, paling perkasa. Kegiatan yang dilakukan ayah dalam pekerjaan sahari-hari sangat berpangaruh besar kepada anak-anaknya.
Menurut ngalim purwanto (2004 : 83) peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut : 1). Sumber kukuasaan dalam keluarga, 2). Penghubung intern antara keluarga dengan masyarakan atau dunia luar, 3). Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, 4). Pelindung terhadap ancaman dari luar, 5). Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan, dan 6). Pendidik dalam segi-segi rasional.
Jadi seorang ayah hendaknya memiliki kesadaran bahwa ia turut bertanggung jawab dalam penjagaan, perawatan, dan pemeliharaan serta pendidikan anak-anaknya itu bersama dengan seorang ibu.

Ø  Karakteristik Lingkungan Pendidikan Informal (Keluarga) 
Lingkunagn pendidikan keluarga tergolong jalur pendidikan informal, adapun karakteristinya antara lain (a). Tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan karakter. (b). Peserta didiknya bersifat heterogen. (c). Isi pendidikannya tidak terprogram secara formal/ tidak ada kurikulum tertulis. (d). Tidak berjenjang. (e). Waktu pendidikannya tidak terjadwal secara ketat, relatif lama. (f). Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar (g). Evalusai pendidikan tidak sistematis dan insidental.(h).Credential tidak ada dan tidak penting.

2.      Lingkungan Pendidikan Sekolah ( Lingkungan Pendidikan Formal) 
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Karena itu disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolahpun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Karena sekolah tersebut sengaja disedikan khusus untuk pendidikan yang sekaligus berfungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati.

Pendidikan disekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar , tujuan,isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan (Azra,1998).

Sekolah hendaknya memberikan pendidikan keagamaan, akhlak sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Pendidikan agama yang diajarkan jangan bertentangan dengan pendidikan agama yang telah diberikan keluarga. Karena si anak akan mengahadapi pertentangan-pertentangan nilai-nilai, sehingga mereka akan bingung dan kehilangan kepercayaan.
Sekolah, yaitu pendidikan skunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai keluar sekolah dengan pendidiknya (guru) yang mempunyai kompotensi yang profesional, personal, sosial dan pedagogis. Mengacu pada Sistem sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif dan lebih efesien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. Sistem klasikal memungkinkan beberapa sejumlah anak belajar bersama dan dipinpin oleh seorang atau beberapa guru sebagai fasilitator. Sebagi konsekuensinya mereka menerima materi yang sama. Untuk itu, pada suatu kelas biasa murid-muridnya mempunyai kemampuan yang relatif sama dari kelompok umur yang hampir sama pula.

3.      Lingkungan Masyarakat ( lingkungan Pendidikan Nonformal)

Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri seperti yang dikemukakan oleh Tirtarahadja dan La Sulo (2000), yaitu antara lain : 
a. Ada interaksi warga-warganya 
b. Pola tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat, norma-norma hukum dan aturan-aturan yang berlaku. 
c.       Ada rasa Idensitas yang kuat yang mengikat pada warganya. Kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan bangsa sebagai patriotisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan dan lain-lain.

Selanjurnya kaitan masyarakat dengan pendidikan menurut Tirtarahadja dan La Sulo (2000), dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu : 
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik  yang dikembangkan maupun yang tidak dikembangkan. 
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan baik langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi pendidikan. 
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu memperoleh manfaat dan pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya.

Di lingkungan masyarakat, setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai hal, misalnya tentang lingkungan alam, tentang hubungan sosial, politik kebudayaan dan sebagainya. Di dalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengaruh yang sifatnya mendidik dari oarng-orang yang ada disekitarnya, baik dari teman sebaya maupun oarng dewasa melalui interaksi sosial secara langsung atau tatap muka.
4.      Hubungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup dilaksanakan dilingkungan keluarga dan masyarakat saja. Akan tetapi dalam masyarakat modern, keluarga tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan dan aspirasi pendidikan bagi anak-anaknya, baik menyangkut pengetahuan, sikap maupun keterampilan untuk melaksanakan perannya dalam  masyarakat. Dengan demikian, sekolah dan masyarakat berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan keluarga. Namun demikian, tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya. Keluarga diharapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan pendidikan di sekolah dan masyarakat.

2. 4 Peranan Lingkungan Pendidikan Terhadap Pendidikan


              Diantara peranan lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut.

1.      Peranan Lingkungan Keluarga
Sangat besar peranan kelurga dalam pendidikan, karena keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan pendidikan kepada anak. Peranan keluarga tersebut diantaranya adalah :
·         - Sebagai pembentuk pola pikir anak, karena di dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
·           - Sebagai pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan factor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya.
·        -  Sebagai lingkungan pendidikan yang memberikan keteladanan, karena keteladanan orangtua akan menjadi tolat ukur dan menjadi wahana pendidikan moral.
·        -  Sebagai lingkungan pendidikan yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.

2.      Peranan Lingkungan Sekolah
Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Maka dari itu, sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan. Karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak dan sekolah pun berperan dalam pembentukan kepribadian anak. Diantara peranan sekolah dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
·         Sebagai pendidikan formal yang menumbuhkembangkan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar anak mampu menolong dirinya sendiri dalam hidup sebagai makhluk individu dan makhluk sosial melalui pembekalan dalam semua bidang studi.
·         Sebagai lingkungan pendidikan yang perlu memberikan pemahaman tentang pendidikan pancasila, agama, dan pembinaan watak sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
·         Sebagai lingkungan pendidikan yang haru mewujudkan cita-cita bangsa dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.


3.      Peranan Lingkungan Masyarakat
   Lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam peranannya antara lain :
·     -  Pendidikan manusia sebagai makhluk individu, lingkungan masyarakat berperan dalam membantu pembentukan manusia yang cerdas, sesuai dengan kondisi dan fungsi dari masing-masing pendidikan tersebut.
·       - Pendidikan manusia sebagai makhluk susila (kemasyarakatan), yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, dan pancasila sebagai dasar negara.
·      - Pendidikan manusia sebagai makhluk sosial, lingkungan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung memang ditumbuhkembangkan sebagai makhluk individu dan susila, yang secara bersama-sama mampu menciptakan kehidupan bersama secara bertanggungjawab, untuk mencapai kesejahteraan sosial yang dinamis dengan sikap makaryanya.
·     -  Pendidikan manusia sebagai makhluk religious, maka lingkungan masyarakat banyak memberikan andil dalam pembekalan yang berhubungan dengan masalah keagamaan. 




























                                                                            BAB III

                                                 PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhan fungsi dan peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional.
3.2  Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah perlunya peningkatan pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik agar dapat meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih) sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah yang lebih baik.



























                                                  DAFTAR PUSTAKA












 











 






















































Comments

  1. How to win in a casino - DrmCD
    One of the 전주 출장마사지 best casino table games is 계룡 출장마사지 found at Betway 경산 출장안마 Casino. How to win at a slot machine, like Poker, the casino is 부산광역 출장샵 sure 여수 출장마사지 to put your skills on the map!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenis-Jenis Angka

MODEL PITA ENERGI

Laporan Praktikum Bidang Miring